Mahasiswa belajar di
organisasi membuat pola pikir berubah jadi lebih baik?
Dulu waktu saya masih
kulaih ada mahasiswa (teman saya) yang berkata kurang lebih seperti ini, “Kalau
mahasiswa ikut organisasi maka akan berbeda dengan mahasiswa yang tidak ikut
organisasi baik dari segi pola pikirnya dan sebagainya”.
Saya dan sebagian
teman mahasiswa berkata, “Ah… kata siapa? Tergantung orang dan organisasinya.”
Kebetulan saya juga
ikut organisasi ekstra kampus sehingga cukup tahu dan merasakan apa saja
manfaat ikut dan belajar di organisasi. Saya menilai memang tergantung orang
dan organisasinya. Karena tahu keadaan organisasi yang saya ikuti, akhirnya
saya males rajin-rajin ngumpul dan kegiatan.
Mahasiswa belajar
cuma mengandalkan ilmu-ilmu rekomendasi kampus pun banyak yang pola pikirnya
mengalahkan aktifis mahasiswa.
Bahkan yang ngakunya
aktifis mahasiswa tidak secara rill aktifis. Mereka cuma aktif, aktif dalam
kegiatan-kegiatan tetapi pola pikirnya masih dikatakan “anak kecil”. Secara,
kuliah saja terbengkalai. Tujuan mahasiswa kuliah hanya untuk men-sah-kan
belajar di organisasi. Karena kalau tidak kuliah, mahasiswa tidak bisa belajar
di organisasi.
Ada hal yang perlu
diperjuangkan mahasiswa bila mengemban dua tugas belajar yaitu tugas dari
kampus dan tugas dari organisasi. Yaitu tanggungjawab keilmuan dan
tanggungjawab pengamalan.
Keilmuan: buktikan
dengan ucapan dan tulisan. Bahkan buktikan lebih berani lewat karya tulis yang
dibuat. Jarang ada mahasiswa aktifis yang rajin membuat karya tulis.
Pengamalan: sejauh
apa mahasiswa dalam mengamalkan ilmu selama belajar di kampus dan organisiasi?
Bila mahasiswa
mengerti penjelasan ini, maka akan bisa belajar di dua dunia: organisasi dan
kampus.
Post a Comment for "Mahasiswa Belajar Di Organisasi"