Tahukan kalau
mahasiswa belajar dari dosen hanya 10%. Selebihnya mahasiswa belajar dari
banyak buku. Buku adalah perwakilan orang yang berilmu. Mahasiswa belajar 90%
dari buku-buku orang yang berilmu.
Lalu apa tugas dosen?
Yang saya tahu dan yang saya nilai, bahwa kebanyakan tugas dosen dalam mengajar
hanya menilai, menyimpulkan pembahasan dan mengabsen mahasiswa.
Apakah ada mahasiswa
yang tertarik jadi dosen?
Buat saya sendiri,
tidak tertarik kalau saya jadi dosen. Lebih baik menjadi guru tingkat sekolah
karena siswanya mau dan membutuhkan pembimbingan.
Ya sudah, lupakan
sudah mengenai dosen.
Jadi, bila mahasiswa
belajar itu ingin menjadi mahasiswa berprestasi maka fokuskan pada pencarian
buku-buku. Bahkan mahasiswa harus dituntut untuk mengumpulkan ilmu-ilmu lewat
buku guna membuat karya ilmiah nanti yaitu skipsi.
Omongan sebarangnya
itu, bila mahasiswa tanpa dosen pun sudah bisa berprestasi. Coba apa yang
diandalkan dosen? Ada yang bisa
diandalkan yaitu sebagai menilai karya tulis Anda. Selebihnya mahasiwa bisa
mengatakan kalau diri sendirilah yang harus bisa diandalkan. Nah, mahasiswa
sendiri yang harus mencari ini dan itu.
Misal Fakultas
Pendidikan, maka mahasiswa belajar dengan mengunjungi perpus untuk mencari
tema-tema seputar pendidikan. Lalu mencari lagi buku-buku di toko buku mengenai
pendidikan. Atau ke internet. Banyak buku yang dibaca. Sampai disini, apa yang
bermanfaat dari dosen untuk mahasiswa?
Seharusnya dosen
mengerti dan harus berbenah diri kalau banyak dosen yang tidak memberikan
banyak kontribusi untuk mahasiswa.
Bila mahasiswa belajar itu
berencana menjadi dosen, jadilah dosen yang punya banyak karya tulis. Lalu
diberikan oleh mahasiswanya untuk dibahas atau sebagainya. Karya tulis sekarang
bisa dalam bentuk media e-book/blog jadi menghemat uang dosen dan mahasiswa.
Jadi, akhirnya dosen inilah yang akan selalu menjadi pembimbing utama untuk
mahasiswanya.
Post a Comment for "Mahasiswa Belajar 90% dari Buku Bukan Dosen"