Saya menekankan mahasiswa untuk mementingkan fokus
pada impian adalah karena inilah yang akan menjawab pertanyaan “Apa yang
mahasiswa inginkan?” Bisa saja mahasiswa masuk ke ke perguruan tinggi
fakultas/jurusan pendidikan karena memang tidak ada jalan lain.
Misalnya karena memang tidak diterima di kampus
impiannya, atau biaya yang mahal, atau karena dipaksa orang tua. Daripada tidak
kuliah lebih baik ke kampus seadanya yang kebetulan masuk ke fakultas
pendidikan.
Oke lah bila mahasiswa masuk ke fakultas pendidikan
karena keinginan dan beralasan. Ini tidak menjadi persoalan. Walau tetap mahasiswa
harus menjawab pertanyaan “Apa yang mahasiswa inginkan?”
Karena memang memasuki perguruan tinggi adalah sebagai
bekal untuk kesiapan kerja, maka tentu mahasiswa pun harus memikirkan lagi
hal-hal apa saja yang diinginkan dalam pekerjaan di lembaga pendidikan.
Memang secara inti masuk fakultas pendidikan adalah menjadi
guru.
Tetapi tentu tidak sebatas menjadi guru. Bisa saja
guru plus wakil kepala sekolah, guru plus pembina OSIS, guru plus wali kelas,
dll.
Atau bisa saja tidak masuk ke lembaga pendidikan
seperti sekolah. Bisa saja ingin ke dunia kampus dan mengajar mahasiswa. Atau
bisa saja tidak masuk ke lembaga formal tetapi non formal. Atau bisa saja
mengajar di suatu perusahaan untuk melatih karyawan.
Tentu mahasiswa harus memilih, “Apa yang Anda
inginkan?”
Tetapi bila memang sebenarnya mahasiswa tidak
menginginkan masuk ke fakultas pendidikan, maka sekali lagi saya tanyakan dan
benar-benar harus menjawabnya “Apa yang mahasiswa inginkan bila masuk ke
fakultas pendidikan?”
Bila mahasiswa tidak bisa menjawabnya maka mungkin
bakal seperti nasib saya.
Saya tidak bisa mengajar karena saya punya gangguan
pernafasan sampai sulit berbicara selayaknya orang normal. Walau tidak mampu,
tetapi mau milih apa lagi selain fakultas pendidikan karena saya pun merasa
bodoh
Saya benar-benar tidak bisa mikir mengenai fakultas
mana yang cocok karena pada waktu itu keadaan fisik masih parah dan otak masih
terlalu bodoh. Sehingga orang tua saya yang menentukan.
Bila pada ujungnya mahasiswa akan mengalami seperti
saya alias ijazah kampus tidak bisa dipakai untuk melamar pekerjaan, apakah mahasiswa
siap dengan hal ini?
Tetapi saya tidak bermaksud mengancam mahasiswa. Namun
mahasiswa perlu melihat realita bahwa dalam dunia pekerjaan ada namanya
persaingan. mahasiswa pun tahu itu.
Sehingga untuk menghindari kekalahan persaingan adalah
memilih tempat pekerjaan sesuai ijazah kampus bila memang lembaga/perusahaan
membutuhkan lulusan khusus. INI POINT PERTAMA lolos seleksi.
Bila memang mahasiswa melamar sesuatu pekerjaan karena
keterpaksaan atau karena hanya butuh kerja maka hasilnya bisa saja tidak
semangat dalam menghadapi proses seleksi kerja.
Padahal semangat alias antusias adalah hal penting
pertama yang perlu mahasiswa miliki sebelum yang lainnya dalam proses
wawancara.
Misal si pewawancara kerja memberikan pertanyaan,
“Kenapa Anda mau kerja di lembaga ini?”
mahasiswa mau jawab apa bila memang tidak ada minat
melamar pekerjaan di lembaga pendidikan?
Ingat loh, kondisi tidak semangat, tidak antusias,
tidak menunjukkan miat, tidak menunjukkan bahwa mahasiswa ibenar-benar
menginginkan kerja disini, BENAR-BENAR TERLIHAT Dari Gaya mahasiswa Berbicara
di Depan Pewawancara.
Karena pewawancara kerja lebih pengalaman dari mahasiswa
dalam hal memahami kondisi psikis seseorang dalam wawancara kerja.
Apakah mahasiswa akan menjawab, “Karena saya butuh
pekerjaan. Kebetulan saya lulusan fakultas pendidikan jadi saya ingin masuk ke
lembaga ini.”
Bila jawaban mahasiswa seperti ini maka terkesan bahwa
mahasiswa hanya butuh pekerjaan saja tetapi tidak butuh kerja secara
profesional dan bersemangat.
Sekali lagi, “apa yang mahasiswa inginkan?”
Silahkan renungkan sejenak.
Okelah mahasiswa masuk ke fakultas pendidikan karena
keterpaksaan. Tetapi seharusnya ini dijadikan masa lalu mahasiswa. Sekarang kenyataanya
mahasiswa sedang berada di fakultas pendidikan dan wajib untuk
menselesaikannya.
Saya mengerti kondisi mahasiswa bila masuk fakultas
pendidikan karena “terpaksa atau bahasa lainnya yang menunjukkan rasa tidak
minat”. Maka dari itu saya akan merubah perasaan mahasiswa dari yang tidak
minat menjadi minat.
Saya merasakan sendiri bahwa saya pun tidak minat
bahkan tidak mengerti mengenai fakultas yang saya ikuti. Tetapi akhirnya saya
tetap memberikan ilmu alias mengajar walau lewat online alias menjadi pengajar
online.
Apa Resep
Merubah Tidak Minat Menjadi Minat?
Bila mahasiswa sudah membaca Langkah #2 maka mahasiswa
akan sedikit tahu apa yang akan saya bahas.
Apakah mahasiswa sudah tahu dan tentang apa itu?
Ya, tentang impian.
Tetapi jawaban mahasiswa masih kurang tepat.
Dalam hal ini adalah masalah kuadran penghasilan.
Saya ingin menanyakan, ada berapa kuadran penghasilan
dan apa saja?
Ya betul!
Ada 4 yaitu kuadran kerja, kerja mandiri, bisnis dan
investasi.
Namun yang akan menjadi pokok bahasan dalam
penghasilan adalah tentang kerja, kerja mandiri dan bisnis.
Okelah mahasiswa tidak minat masuk dalam fakultas
pendidikan. Namun mahasiswa pun melihat kenyataan bahwa mahasiswa sedang
memasuki dan menjalani kuliah di fakultas pendidikan.
mahasiswa perlu merubah perasaan menuju minat. Tentu
adalah dengan melihat 4 kuadran penghasilan.
Jelaskan apa saja yang membuat mahasiswa tidak minat
masuk ke fakultas pendidikan.
Tetapi karena saya hanya berkomunikasi lewat tulisan
dan tidak mendengar jawaban mahasiswa, maka akan saya berikan point-point
jawaban yang pernah saya rasakan sebagai perwakilan dari perasaan mahasiswa.
Ini Alasan Kenapa Tidak Minat Kuliah Di Fakultas
Pendidikan:
- Tidak ada pengajaran skill kerja buat mengajar di fakultas pendidikan.
- Buku-bukunya tidak disukai karena punya minat pada buku lain.
- Tidak mau berinteraksi dengan banyak orang dalam satu waktu secara bersamaan.
- Tidak bisa berbicara untuk menyampaikan pengajaran.
- Tidak bisa berpikir tenang bila menghadapi keributan suara anak-anak di kelas.
- Tidak kuat menulis di papan tulis untuk menyampaikan pengajaran
- Gaji kecil kalau masih honor.
- Mengajar itu-itu saja selama bertahun-tahun dan tidak bisa mengembangkan pengajaran sesuka hati karena sudah diatur kurikulum.
Apakah ada salah satu alasan mahasiswa dari pertanyaan
di atas tentang kenapa tidak minat?
Intinya adalah bila mahasiswa tidak minat masuk
fakultas pendidikan tetapi tidak bisa jawab mengenai alasannya, maka kesalahan
perasaan ada pada mahasiswa sendiri. mahasiswa perlu perbaiki keadaan perasaan mahasiswa.
Tetapi bila memiliki alasan kenapa tidak minat, maka
perlu juga merubah mahasiswa menjadi minat.
Saya akan mengurai satu per satu permasalahan tidak
minat.
ü Tidak ada pengajaran skill kerja buat mengajar di
fakultas pendidikan.
SOLUSI:
Keadan ini bisa diatasi sendiri karena mahasiswa punya
waktu banyak untuk mengembangkan skill kerja.
Bilak kampus mahasiswa tidak ada pengajaran skill
khususnya untuk persiapan kerja jadi guru, maka perlu mahasiswa buat sendiri.
Kalau tidak diatasi sendiri, maka sampai lulus pun kampus tidak akan serius
membimbing mahasiswa.
Ajak teman-teman mahasiswa untuk mengadakan kerjasama
dalam mengembangkan skill kerja.
Buatlah jadwal untuk program pelatihan sederhana
mengenai skill mengajar. Lakukanlah secara rutin.
Ikutlah rame-rame dalam program pelatihan yang ada
hubungannya dengan kepentingan mengajar seperti workshop Baca Kilat, workshop
Quantum Ikhlas, dan workshop lainnya.
ü Buku-bukunya tidak disukai karena punya minat pada
buku lain.
SOLUSI:
Arahkan minat mahasiswa pada buku lain yang disukai mahasiswa
dan buku-buku yang direkomendasikan kampus adalah sebagai buku tambahan.
Lebih baik membaca buku yang memang langsung ke solusi
praktis atas masalah seperti “Cara Mengatasi Siswa Malas”, 7 Langkah
Membangkitkan Motivasi” “Meningkatkan IQ” dan sebagainya.
Sering buku-buku rekomendasi dari kampus tidak berisi
selusi yang penting untuk memecahkan masalah sehari-hari.
ü Tidak mau berinteraksi dengan banyak orang dalam satu
waktu secara bersamaan.
SOLUSI:
Mahasiswa tidak perlu harus mengajar siswa pada sekolah
yang memiliki banyak siswa dalam satu kelas.
Ada program pendidikan unggulan yang mengajari siswa
hanya 10 orang per kelasnya. Intinya sedikit.
Atau mengajar lewat online saja lah.
ü Tidak bisa berbicara untuk menyampaikan pengajaran.
SOLUSI:
Maka bisa diatasi dengan mengajar lewat media online
dengan metode pengajaran lewat tulisan. Seperti yang saya lakukan.
Atau, buatlah program pengajaran audio atau vidio.
Barangkali memang mahasiswa seorang yang tidak PD berbicara di awal-awal
mengajar.
ü Tidak bisa berpikir tenang bila menghadapi keributan
suara anak-anak dikelas
SOLUSI:
Maka bisa diatasi dengan mengajar lewat media online
dengan metode pengajaran lewat tulisan. Seperti yang saya lakukan. Atau
memasuki program pendidikan yang memiliki siswa sedikit tiap kelasnya.
Atau melatih pikiran mahasiswa untuk bisa fokus
berpikir tenang karena bisa saja itu kekuarangan mahasiswa.
ü Tidak kuat menulis di papan tulis untuk menyampaikan
pengajaran
SOLUSI:
Bisa diatasi dengan menggunakan metode ceramah.
Selanjutnya untuk bagian menulis lebih baik membuat e-book lalu suruh anak
didik mahasiswa mendownload e-book-nya.
ü Gaji kecil kalau masih honor.
SOLUSI:
Penghasilan tidak hanya berasal dari bekerja. Bila mahasiswa
memiliki skill bagus dalam mengajar maka meraih penghasilan melimbah dari
bisnis bisa didapatkan.
ü Mengajar itu-itu saja selama bertahun-tahun dan tidak
bisa mengembangkan pengajaran sesuka hati karena sudah diatur kurikulum.
SOLUSI:
Lebih baik mengajar secara ofline sekedar menuruti
kurikulum lalu ditambah mengajar via online lewat media vidio atau ebook. Maka mahasiswa
akan leluasa berkreasi.
Seletah solusi atas masalah-masalah yang tidak membuat
minat dalam memasuki fakultas pendidikan di atas, maka harus ditambah lagi
dengan memperhatikan 4 kuadran penghasilan sebagai pembangkitkan minat sampai
70%.
Namun saya ingin menjelaskan 3 kuadran saja.
mahasiswa PERLU
USAHA UNTUK MENGUASAI KUADRAN PENGHASILAN.
Kuadran
Kerja:
Ada belajar skill
kerja mengenai pendidikan dengan baik. Dengan begini mahasiswa bisa bekerja di
lembaga unggulan. Dengan skill kerja mahasiswa yang baik dan tahu dan bisa
menguasai teknik lolos seleksi kerja maka 90% pasti diterima kerja.
Kuadran
Kerja Mandiri:
Kerja menjadi guru
awal-awal bergaji kecil. Tentu hal ini yang tidak mahasiswa inginkan.
Barangkali mahasiswa
hanya ingin mengajar di lembaga pendidikan biasa-biasa saja, tentu membuat mahasiswa
tidak mendapatkan penghasilan banyak.
Solusi terbaik untuk
mengatasinya adalah dengan menambah pekerjaan secara mandiri. Bisa melakukan
jasa servic elektronik, bercocok tanam, membuka bimbel, mengajar secara online,
dll.
Kuadran
Bisnis:
Di era informasi ini
membuat para pekerja bisa membuka bisnis. dengan memilih jalur bisnis secara
online maka melakukan bisnis sambil kerja sangat mungkin bisa dilakukan.
Banyak juga pekerja
membuka usaha secara ofline dengan menggunakan tenaga orang lain walau usahanya
skala kecil.
Bisa bisnis menjual
karya tulis, menjual vidio tutorial, atau menjual karya-karya mahasiswa hasil
belajar di kampus dan lainnya.
Sampai disini, apakah sudah mengerti dan bisa merubah
perasaan mahasiswa menjadi minat?
Okelah kalau mahasiswa mengerti dan bisa merubah
perasaan menjadi minat.
Post a Comment for "Apa yang Mahasiswa Inginkan Pada Fakultas Pendidikan?"